Tuesday 25 January 2011

pendidikan untuk masa depan : Ahmad Tafsir

Ahmad Tafsir adalah seorang pakar pendidikan yang sangat memperhatikan mutu pendidikan. Pendidikan untuk masa depan ialah salah satu karya beliau yang diterbitkan dalam buku bunga rampai. Saya sangat setuju dengan pendapat beliau yang mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia harus disempurnakan agar dapat menghasilkan output yang berkualitas pula. Pendidikan di Indonesia memang harus diperbaharui dari mulai proses, kurikulum, dan sistem pendidikan sehingga nantinya lulusan dapat menghadapi tantangan di masa depan.
Pendidikan kita saat ini, pendidikan modern, adalah sebuah alat yang dipakai untuk belajar bagaimana mempertahankan hidup di zaman sekarang. Semua pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan zaman sekarang. Anak-anak sekarang sejak dini telah diperkenalkan dengan komputer, karena komputer telah menjadi sebuah identitas baru di era ini. Kita juga sering mendengar istilah seperti link-and-match yang menginginkan lulusan perguruan tinggi untuk bisa langsung terjun langsung oleh suatu lembaga perusahaan.
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin jauh dari proses globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Di samping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu altematif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.
Arus globalisasi yang ditopang oleh teknologi informasi menyebabkan arus informasi begitu cepat. Dan arus ini sebenarnya tidak hanya membawa pengetahuan tetapi juga nilai-nilai. Apakah nilai-nilai ini dapat bersifat negatif atau positif?, dapat diterima atau tidak dapat diterima?, akan bergantung pada nilai-nilai yang dihayati dalam suatu bangsa. Barangkali semakin berkembangnya kebiasaan dunia barat dalam hal gaya hidup seperti pola berpakaian, kebiasaan makan, rekreasi tidak banyak merugikan. Namun demikian secara tidak langsung sebagian kebiasaan ini beriplikasi pada nilai moral.
Manusia abad 21 harus mampu berpikir kritis dan kemauan kerja keras, mereka dituntut mampu mendefinisikan permasalahan dengan system perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Manusia pada abad 21 harus kreatif, mampu menciptakan solusi baru untuk permasalahan lama.
Manusia abad 21 memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi efektif di dalam berbagai media dengan berbagai pendengar. Dengan memberikan sejumlah pilihan komunikasi. Di abad 21 banyak pekerjaan dan permasalahan hidup menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi, terkait dengan hal ini menjadi hal yang mustahil hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah, manusia abad 21 dituntut menjadi pembelajaran mandiri.
Merubah sistem pendidikan indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena system pendidikan kita sudah terlanjur tercemar dengan KKN. Bahwa sungguh ironis memang, di saat semua kebutuhan hidup melambung tinggi, seluruh warga Indonesia mengalami mahalnya biaya pendidikan, baik dari yang paling rendah seperti kelompok bermain play group sampai perguruan tinggi semua mematok harga yang sangat fantastis. Pendidikan dijadikan sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan. Janji pendidikan gratis pun tampak semu. Padahal, tak bisa dipungkiri, pendidikan merupakan alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan Jaminan untuk dapat hidup dan berinteraksi dalam percaturan global. Dan Juga untuk meningkalkan masa depan bangsa. Para orang tua pun banyak yang sadar akan hal itu.
Karenanya, banyak orang tua yang berusaha semaksimal mungkin menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah terbaik agar mendapatkan pendidikan yang baik. Pendidikan bagi yang mampu. Bagaimana dengan yang tidak berpunya?
Pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupkan bangsa. Hal tersebut didetailkan lebih lanjut pada batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 yang mengatur mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Pada pasal tersebut dikatakan bahwa: “ Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Negara wajib membiayainya, dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
Mencerdaskan kehidupan bangsa berarti memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh generasi bangsa untuk mendapatkan pendidikan demi menjadi bangsa yang cerdas. Pendidikan akan mencetak generasi-generasi cerdas, tangguh dan berkarakter dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang akan menentukan kemajuan bangsa ini.
Saya juga setuju dengan pendapat beliau yang mengatakan bahwa pendidikan sekolah untuk masa depan harus memiliki kurikulum utama yang terdiri dari pendidikan agama dan moral. Hal itu dimulai dari seorang pendidik. Dalam mata kuliah profesi keguruan yang saya dapatkan disemester IV bahwa seorang pendidik harus memiliki 4 kompetensi yaitu kepribadian, pedagogik, social dan profesionalisme. Bahwa seorang pendidik mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat besar. Jika ia salah memberi materi, maka kesalahan itu akan mengakar pada diri peserta didiknya. Contoh, seorang pendidik yang memberikan jawaban soal UN, yang secara tidak langsung memberikan materi tentang ketidak jujuran dan ada kemungkinan mengakar ketika dewasa menjadi kepribadian professional dalam pengelapan uang negara. Maka itu, diperlukan pendidikan moral.

No comments:

Post a Comment